Selasa, 23 Oktober 2018

puisi tentang keperihan hati seseorang

Perih Hati  Ku 

perih hati  ku
Diam sunyi dingin membelai tubuhku yang rapuh
Saat semua angan yang mulai terbuka cerah
Menjadi hitam pekat dalam kegelapan
Hati ini hancur tak terkendali oleh tawa, tangis, amarah
Tetes air mata menetes dengan derasnya melihatmu
Dari hati yang terluka akan cinta yang telah diraih
Namun hanya sekejap semua bahagia menjadi tangis
Sirna semua harapan akan cinta, lenyap sudah asa ini
Terasa perih relung hati ini bagaikan tertusuk oleh duri
Yang kau tancapkan perlahan dalam hatiku
Tetes darah cinta sejati mengalir pekat dalam tangis hidup ini
Menoreh luka batin yang tak terjawab
Membekas lekat di jiwa dan raga ini
Ingin ku raih lagi harap ku dengan penuh keyakinan
Aku ingin berdiam sendiri dalam keheningan mimpi
Mengobati perih hatiku yang kau berikan


puisi tentang kerelaan hati seseorang

 Aku Rela 

aku rela
Aku bukan romeo penebar pesona
Bukan pula Don juan pemikat wanita
Juga bukan titisan Cassanova
Akulah tukang kebun bahagia
Maafkan aku pujaan rahasiaku
Aku yang telah tinggalkanmu
Bukan harapku berakhir dihari itu
Kedewasaanku telah benamkan egoku
Tahukah kau kurelakan tuk siapa saja
Tahukah kau bahagiamu adalah pasal pertama
Tahukah kau putus asa mulai meraja
Tahukah kau raguku mampu terjaga
Aku tak sanggup ada
Jika kau rindu belaian mesra
Aku tak siap terjaga
Saat kau menangis menahan kecewa
Aku tak bisa melihatmu tak bahagia
Kurelakan kau walau berat adanya
Maaf jika luncuran kata duka
Hanya seketika itu juga
Sungguh aku tak bisa….
Tahukah aku mati jika tak ada kawan
Mungkin kuakhiri saja nyawa
Tapi terlalu hangat pelukan keluarga
Tak sanggup kuabaikan orang yang mencinta
Kau masih berarti dalam lamunan malam
Masih termimpi walau tak setakjub dulu
Seolah hanya kamu bayangan masa depan
Walau kau tidak lebih dari serpihan masa
Mampukah aku berarti bagimu
Jika sisi bumi pisahkan kita
Beda semua belokan arah hidup kita
Kuberharap hilang untuk selamanya
Atau
Kita bertemu dalam tikungan hari
Lama cinta pergi membawa kita sendiri
Suatu saat nanti jika kau lihat purnama ilahi
Kuingin menemukannya kembali
Dan abadi…

tepuisi terbenamnya matahariku senjaku

Terbenamnya Matahariku Senjaku

terbenamnya matahariku

Dari celah-celah awan yang putih.
Terpancar cahaya yang terang.
mengintip sang putri yang jauh di dasar alam.
untuk mengucapkan satu kata perpisahan.
kini cahaya mulai redup.
Terbias dalam ranting cinta yang rapuh.
Memerah karena panasnya membakar seluruh jiwa.
Terbenamnya matahari cintaku.
Terbenamnya matahari kasihku.
Biar berlalu dalam alunan waktu.
Yakin kan datang bulan, sebagai pengganti dalam kehidupan.
Matahariku.
Sudah berlalu dalam dekapku.
Cinta hilang dalam nafasku.
Ku kan pergi,
Agar kau terbenam mati.
Bintang Merindukan Cahayanya

puisi pengorbanan cinta

“Pengorbanan Cinta”

pengorbanan cinta

Seandainya kau tahu
Perasaan cintaku kepadamu
Kau pergi meninggalkan diriku
Disaat cinta ini hadir mengisi hatiku.
Kau tak pernah tahu betapa hancurnya
Hatiku saat aku harus merelakan
Dirimu dengan yang lain
Tuhan ..
Mengapa ini harus terjadi kepada diriku
Apakah aku memang tak pantas
Untuk mendapatkan cinta
Dari orang yang aku sayangi
Dan akankah aku harus selalu
Mengalah dan berkorban demi cinta
Yang tidak pernah bisa menjadi milikku…


puisi aku dan kamu

“Dan Aku dan Kamu”

dan aku dan kamu

Dan aku dan kamu
Ku tak mampu mendekapmu
Ku tak bisa menggapaimu
Dan aku dan kamu
Kamu tak bisa miliki aku
Kamu tak mengerti aku
bagai merindukan bintang di kala siang
butuh kehangatan mentari di kala malam
rasakan sakitnya luka yang tak berdarah
dan rasa pedih yang telah tertinggal abadi
tak akan mampu melukis dalam air jernih
dan tak akan pernah bertahan dalam gelora api
hingga semua hilang dan pergi
namun hati tak mampu berubah, terus begini

puisi aku suka kamu tapi aku milik dia

“Aku Suka Kamu, Tapi Aku Milik Dia”

aku suka kamu, tapi aku milik dia

Saat itu aku telah ciptakan
Canda, tawa, luka dan kenangan
Bersama satu jiwa di dalam sentuhan
Damai terasa milik bersama
Dirimu datang disaat perbedaan mulai terasa lengkap
Membuat keadaan semakin berbeda dari senyum menjadi ratap
Aku sedih
Kebahagiaan yang terasa sudah sangat mendekat
Kini muncul sebuah kalimat tanya yang entah kalimat jawabnya
Aku benci, tapi aku suka
Dirimu yang datang hadirkan sejuta makna
Tapi aku sedih, tapi aku luka
Memikirkan semua yang menjadi serangkai kata
“aku suka kamu, tapi aku milik dia”


puisi tentang kesakitan

*Kesakitan*


kesakitan


Terasuk jiwa untuk kembali pada hati
Meradam raga untuk kembali
Hangat air menetes sakit disini
Angin yang berlari
Kini menghampiri
Mencoba untuk tak peduli
Tapi tertentang naluri
Pada kenyataan hati
Yang tak pernah mati
Mengapa kini getir dan pahit rasa dalam diri
Bingung antara amarah dan kasih
Hancur dan perih aku bertanya dalam hati
Hancur dengan semua ini
Sayang ini terlalu amat menyakitkan
Kini lebih sakit ketika harus dilupakan
Sungguh aku tak dapat merelakan
Aku marah… tapi tak bisa marah
Aku benci… tapi tak bisa benci
Ingin pergi…, menjauh … dan berlari ..
Terus berlari …
Jatuh …, berlari lagi
Dalam jiwaku, hatiku, nafasku, …
Dan tak kan pernah tersesali


 

my puisi Template by Ipietoon Cute Blog Design